Thursday 30 January 2014

Psikolinguistik (Pemerolehaan Fonologi)

Nama : Sitra Wijaya
NIM    : 06081002033
MK     : Psikolinguistik (Pemerolehan Fonologi)

1)  a. Inti dari teori stuktural universal yang dikembangkan oleh Jakobson (1968) adalah pemerolehan fonologi berdasarkan sruktur-struktur universal linguistik, yakni hukum-hukum struktural yang mengatur setiap perubahan bunyi. Maksudnya urutan perkembangan pemerolehan bahasa teratur dan tidak berubah, meskipun taraf kemajuan tiap individu tidak sama, karena ditentukan oleh hukum-hukum yang bersifat universal
 b. 1. Tahap membabel prabahasa, yaitu tahap di mana bunyi-bunyi yang dihasilkan bayi tidak menunjukkan suatu urutan perkembangan tertentu dan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan masa pemerolehan bahasa berikutnya. Pada tahap ini bayi hanya melatih vokalnya dengan mengeluarkan bunyi-bunyi tanpa tujuan tertentu atau bukan untuk berkomunikasi.
2. Tahap pemerolehan bahasa murni, yaitu bayi mengikuti suatu pemerolehan bunnyi yang relatif universal dan tidak berubah, yang memiiki tujuan tertentu yakni  untuk berkomunikasi.

2) a.     Teori Jakobson diperluas oleh Moskowitz dengan cara menerapkan unsur-unsur fonologi generatif yang diperkenalkan oleh Chomsky dan Halle. Berdasarkan Data Linguistik Umum (DLU), yaitu kata-kata dan kalimat-kalimat yang didengarnya sehari-hari, Moskowitz menemukan konsep dan pembentukan hipotesis berupa rumus-rumus yang dibentuk oleh kanak-kanak. Moskowitz menolak pendapat Jakobson bahwa pemerolehan tahap fonetik berlaku dengan cara-cara yang sama bagi semua kanak-kanak di dunia. Ia mengatakan bahwa dalam pemerolehan fonologi tidak dapat dipastikan apakah kanak-kanak telah menguasai rumus-rumus fonologi atau tidak. Oleh karena itu, ada alasan untuk mengatakan bahwa kanak-kanak telah menciptakan rumus-rumus fonologinya sendiri sejak tahap awal pemerolehan fonologinya.
b.    Sejak awal pemerolehan bahasanya, bayi telah menyadari akan perbedaan antara bunyi bahasa manusia dengan bunyi-bunyi lain yang bukan suara manusia. Hal ini termasuk “kemampuan nurani” yang dimiliki bayi sejak dilahirkan. Kemampuan tersebut adalah kanak-kanak mampu menciptakan rumus-rumus fonologinya sendiri sejak tahap awal pemerolehan fonologinya, yang berlainan dengan rumus-rumus fonologi orang-orang dewasa.

3) a. Menurut Stampe proses fonologi kanak-kanak bersifat nurani yang harus mengalami penindasan (supresi), pembatasan, dan pengaturan sesuai dengan penuranian (internalization) representasi fonemik orang dewasa. Maksudnya adalah suatu proses fonologi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang saling bertentangan. Masalah yang bertentangan itu dapat dipecahkan dengan tiga cara, yaitu
a. Menindas salah satu dari kedua proses yang bertentangan itu. Umpanya, bila kanak-kanak telah menguasai bunyi-bunyi hambat bersura dalam semua konteks, maka berarti dia telah berhasil menindas proses penghilangan suara yang ditimbulkan oleh halangan oral bunyi itu.
b.   Membatasi jumlah segmen atau jumlah konteks yang terlibat dalam proses itu. Misalnya, proses penghilangan suara dibatasi hanya pada bunyi-bunyi hambat tegang saja, sedangkan bunyi-bunyi hambat longgar tidak dilibatkan.
c. Mengatur terjadinya proses penghilangan bunyi suara dan pengadaan suara secara berurutan. Urutannya boleh dimulai dengan proses penghilangan bunyi suara, lalu diikuti dengan proses pengadaan bunyi bersuara. Kedua proses ini tidak mungkin terjadi secara bersamaan.

4) a.     Beda antara pendekatan segmental dengan pendekatan nonsegmental, yaitu pendekatan segmental menganggap bahwa kanak-kanak memperoleh fonologi berdasarkan fonem, yang pengkajiannya melalui data eksprimen. Sementara, pendekatan nonsegmentral adalah pendekatan prosodi, yaitu kanak-kanak memperoleh fonologi berdasarkan proses sosial, yang kajiannya lebih tepat dilakukan di rumah dalam konteks sosial  yang sebenarnya daripada pengkajian data-data eksperimen.

5)  Bagan









Kata orang dewasa
 

Sistem kanak-kanak
 




 


Bagan di atas merupakan teori yang dikenalkan oleh Ingram, yaitu teori yang menggabungkan bagian-bagian penting dari teori Jakobson dengan bagian-bagian penting dari teori Stampe dan diselaraskan dengan teori perkembangan dari Piaget. Menurut Ingram kanak-kanak menerima sistem fonologi orang dewasa dengan cara menciptkan strukturnya sendiri dan kemudian mengubah struktur ini jika pengetahuanya mengenai orang dewasa semakin baik. Selanjutnya melalui asimilasi dan akoodasi yang terus-menerus mengubah struktur untuk menyelaraskanya dengan kenyataan.
Misal : pada tahap permulaan kanak-kanak telah menetapkan KV (konsonan vokal) ebagai struktur kata-kata barunya, maka semua kata baru orang dewasa akan diasimilasikan dengan pola itu. Setelah mempelajari lebi banyak kata-kata orang dewasa, maka struktur sistem yang telah diciptakannya akan diubah dan disesuaikan untuk dapat menampung kata-kata orang dewasa dengan menciptakan satu pola baru yaitu KVK.

No comments:

Post a Comment