Friday 18 February 2011

Membuat Blog di Blogspot

Salah satu penyedia blog gratis yang cukup populer saat ini adalah  blogspot atau blogger, dimana ketika mendaptar adalah melalui situs blogger.com namun nama domain yang akan anda dapatkan adalah sub domain dari blogspot, contoh : contohsaja.blogspot.com
Kenapa harus membuat blog di blogger.com bukan pada situs penyedia blog lainnya? Sebenarnya tidak ada keharusan untuk membuat blog di blogger, namun ada banyak kelebihan yang dimiliki blogger di banding dengan penyedia blog lain. Beberapa contoh kelebihan blogspot di banding yang lain yaitu mudah dalam pengoperasian sehingga cocok untuk pemula, lebih leluasa dalam mengganti serta mengedit template sehingga tampilan blog anda akan lebih fresh karena hasil kreasi sendiri, custom domain atau anda dapat mengubah nama blog anda dengan nama domain sendiri misalkan contohsaja.blogspot.com di ubah menjadi contohsaja.com,sedangkan hosting tetap menggunakan blogspot dan masih tetap gratis.
Perlu ditekankan dari awal bahwa internet itu sifatnya sangat dinamis, sehingga mungkin saja dalam beberapa waktu kedepan panduan membuat blog di blogspot ini akan sedikit berbeda dengan apa yang anda lihat di blogger.com

Belajar ngeblok klik disini

Apa Itu Blog?

Blog merupakan sigkatan dari “Web log” adalah salah satu aplikasi web berupa tulisan-tulisan yang umum disebut sebagai posting pada halaman web. Tulisan-tulisan tersebut seringkali diurut dari yang terbaru dan diikuti oleh yang lama.
Awalnya, blog dibuat adalah sebagai catatan pribadi yang disimpan secara online, namun kini isi dari sebuah blog sangat bervariatif ada yang berisi tutorial ( contoh blog ini ), curhat, bisnis dan lain sebagainya. Secara umum, blog tidak ada bedanya dengan situs yang ada di internet.
Flatform blog atau seringkali disebut juga dengan mesin blog dibuat sedemikian rupa oleh para designer blog agar mudah untuk digunakan. Dulu, untuk membuat aplikasi web diperlukan pengetahuan tentang pemrograman HTML, PHP, CSS dan lain sebagainya, dengan blog semuanya menjadi mudah semudah menyebut angka 1 2 3.

Riwayat Adanya Puyang Mulejadi Dusun Penanggiran (Mulia Sakti)



Pada suatu hari di awal musim kemarau, puyang Marige Sakti yang sekarang puyangnya orang dusun Embawang bermaksud hendak memberi ikan kepada adiknya Puyang Mulia Sakti. Ikan tersebut dibungkus dengan daun pisang. Setelah tiba di pondok, yang ada hanya isterinya dalam keadaan tidur pulas. Menurut adat istiadat bahwa tidak baik jika membangunkan seorang perempuan dari tidurnya, apalagi isteri orang atau isteri adik sendiri. Maka oleh sebab itu bungkusan ikan tersebut digantungkannya di atas pintu depan pondok agar mudah dilihat dan aman dari gangguan binatang.
Sewaktu isteri puyang Mulia Sakti bangun dari tidur, ia tidak membuka pintu depan, ia keluar masuk pondok lewat pintu belakang, sehingga bungkusan ikan tersebut tidak diketahuinya. Barulah setelah magrib, puyang Mulia Sakti pulang dari sawah lewat pintu depan dilihatnya ada bungkusan ikan tergantung di atas pintu. Setelah bungkusan ikan tersebut dibuka ternyata ikannya telah membusuk dan terdapat banyak berenge (peheceng) yaitu bibit ulat ulat yang dimuntahkan oleh lalat. Setelah melihat keadaan ikan yang telah membusuk tersebut, puyang Mulia Sakti timbul salah sangka terhadap kakaknya puyang Marige Sakti, dikiranya beliau memberikan ikan yang telah busuk, sehingga tersinggunglah perasaan puyang Mulia Sakti dan mengambil kesimpulan untuk pergi merantau dan berpisah dengan puyang Marige Sakti.
Keesokan harinya puyang Mulia Sakti bersama isterinya berusaha membuat rakit dari aur duri, satangnya dari tebu lingga, ajirnya dari kayu ubar-ubar, serta dendannya dari kulit akar. Setelah selesai membuat rakit tersebut mereka langsung milir mengikuti arus sungai Enim dan langsung ke sungai Lematang. Mereka bertekad, “sebelum ada ikan Lampam yang  memasuki bakul pada waktu mencuci beras, mereka tidak akan singgah-singgah”.
Al hasil sewaku mereka akan melewati muara sungai Tapus, disaat isterinya mencuci beras masuklah seekor ikan Lampam ke dalam bakul beras tersebut. Dengan spontan setelah beliau ingat akan apa yang telah ditekadkan sebelumnya, maka beliau memutuskan untuk singgah dan bermalam di sana. Ternyata banyak sudah tanda-tanda yang mendorong puyang Mulia Sakti untuk menetap di sana, tanda-tanda tersebut antar lain.
1.       Pada waktu mereka mandi banyak sekali ikan-ikan dan udang-udang yang mengerumni mereka.
2.       Atah beras yang dibuang sore kemarin terlihat tanda-tanda akan tumbuh/sudah keluar lembaganya.
3.       Dari atas tebing Tapus, di seberang sungai lematang terlihat jelas hamparan rawa-rawa yang baik sekali untuk dibuat persawahan.
4.       Hawanya terasa sangat sejuk dan berkesan.
5.       Dan lain-lain sebagainya yang membuat perasaan menjadi tentram dan damai.
Pada akhirnya puyang Mulia Sakti bersama isterinya mengambil kesimpulan untuk menetap dan berdomisili sampai ke anak cucu di tebing Tapus sebelah ulu Lubuk Pendam, yang sekarang sebagai lokasi pemakaman keluarga puyang Mulia Sakti dengan sebutan PEMAKAMAN PUYANG MULE JADI.
Sumber:
Umar Hasan, Penanggiran, 10 Asyuro 1416 H (9 Juni 1965 M)
Menurut Hasan (1965), “masih ada cerita-cerita lagi tentang pengalaman Puyang Mulia Sakti selama hidupnya di Tapus, tapi berhubung cerita tersebut menurut saya (Hasan) akan berdampak negatif, yaitu mengandung bibit-bibit permusuhan antara dusun Penanggiran dengan dusun yang bersangkutan, maka cerita tersebut penulisannya untuk sementara ditunda”.

Keturunan Puyang Memegar (Mulejadi Generasi III)


Puyang Memegar adalah anak tertua dari buah perkawinan puyang Mulia Sakti dengan isterinya St. Nuramina dari Cirebon. Puyang Memegar ini beristerikan seorang gadis bernama Morida (tidak tahu asalnya dari mana) dan dikarunianya 5 orang anak, masing-masing bernama:
1.       Ria Pita Sari (perempuan), bersuamikan Widiansyah
2.       Isnadi Muhammad (laki-laki), beristerikan Yani M
3.       Neni Anra Yani (perempuan), tidak bersuami, ia meninggal semasa gadis
4.       Mediansyah (laki-laki), tidak diketahui riwayatnya
5.       Pintil (laki-laki), beristerikan Yaniah dan mendapat 2 orang anak, yaitu Pandri Maraje dan S. Widia
Jadi, kelima anak tersebut di atas adalh cucu daripuyang Mulia Sakti (generasi ke III).

Keturunan Puyang Mulia Sakti


Puyang Mulia Sakti isterinya bernama St. Nuramina berasal dari Cirebon, dari perkawinan ini beliau dikaruniai 3 orang anak yaitu:
1.       Memegar
2.       Kemas Sari Pandan
3.       Milin
Konon kabarnya anak kedua bernama Kemas Sari Pandan bukan anak kandung Puyang Mulia Sakti melainkan anak bawaan isterinya (anak tiri) yang berasal dari Cirebon. Pada waktu itu beliau baru berusia 8 tahun.
Diceritakan juga bahwa anak lain yang bernama Malan, anak ini sangat akrab dengan Milin, bahkan merupakan kawan seperjuangan yang mempunyai wajah sama cantiknya.
Dijelaskan disini bahwa, anak yang bernama Malan adalah adik dari isterinya Puyang Mulia Sakti yang datang menyusul ayuknya St. Nuramina. Jadi hubungan kekeluargaan dengan Milin adalah antara keponakan dan bibik.
Ada cerita lain, bahwa Malan ini meninggal dunia bukan di Tapus (Penanggiran), melainkan meninggalnya di Cirebon. Kuburan yang ada di Tapus adalah berisi tikar dan bantalnya saja.
Sumber: dari  Sofian dari Melianto Matsari

Riwayat Kepuyangan Desa Penanggiran


Riwayat Puyang Mulejadi Dusun Penanggiran
Al kisah sekitar tahun seribu tiga ratusan, hidup 12 orang bersaudara yang lahir dari pasangan seorang bapak bernama Batalani dan ibu bernama St. Amina. Ke-12 orang bersaudara tersebut masing-masing bernama:
  • 1.       Puyang Guro
  • 2.       Puyang Meraje Sakti
  • 3.       Puyang Ismail
  • 4.       Puyang Maunang
  • 5.       Puyang Remunang
  • 6.       Puyang Keliwon
  • 7.       Puyang Juare
  • 8.       Puyang Sari Pati (Sapujagat)
  • 9.       Puyang Merapi Sakti
  • 10.  Puyang Karia Pita Sari (perempuan)
  • 11.   Puyang Sunan Kali Jaga Keramat Jati
  • 12.   Puyang Mulya sakti
Di zaman itu memang sudah menjadi jiwanya nenek moyang kita yang selalu ingin merantau/melanglang buana kemana saja, menuju tempat yang dianggapnya cocok untuk menetap. Kebiasaan inilah yang menjadikan ke-12 bersaudara tersebut hidup menyebar dimana-mana. Petunjuk tentang mereka masing-masing sebagai berikut.

1.       Puyang Guro
Terdapat petunjuk bahwa puyang ini menetap dan berketurunan di dusun Karang Dale Pasma. Ada juga petunjuk lain bahwa puyang ini menetap dan berketerunan di Endikat Pasma dan anak cucunya pernah mengunjungi dusun Penanggiran secara tidak resmi, namun sampai sekarang informasi tersebut belum pernah dijajaki.

2.       Puyang Marige Sakti
Puyang inilah yang agak jelas riwayatnya karena puyang ini adalah puyang dusun Embawang Kecamatan Tanjung Agung.

3.       Puyang Ismail
Puyang ini konon ceritanya adalah puyang dusun Ulak Bandung dan kuburannya berada di seberang dusun Ulak Bandung, di sebelah ilir sungai Lagan.

4.       Puyang Maunang
Menurut cerita orang-orang yang patut dipercaya, bahwa puyang ini di akhir hayatnya menetap di Line, suatu tempat yag berada di dekat tebing Tapus sebelah ulu dusun Penanggiran. Beliau tinggal bersama adiknya Remunang. Belum di dapat petunjuk apakah kedua puyang ini mempunyai keturunan atau tidak.

5.       Puyang Remunang
Seperti halnya puyang Maunang, puyang ini juga menetap di Line serta belum diketahui apakah beliau punya keturunan atau tidak.

6.       Puyang Keliwon
Juga puyang ini telah di dapat petunjuk, bahwa beliau menetap atau bertempat tinggal di kawaasan dusun Penanggiran, tepatnya di kawasan sungai Bulo, termasuk ataran Bantaian. Namun belum di dapat petunjuk tentang keturunannya ataupun kegiatanya.

7.       Puyang Juare
Terdapat petunjuk bahwa puyang ini selama hayatnya dihabiskan berguru di Gunung Sakti Pulau Jawa, dan perkembangan lainnya belum di dapat petunjuk yang jelas.

8.       Puyang Sari Pati alias Sapu Jagat
Ada petunjuk bahwa puyang ini pergi merantau ke daerah Komering. Di dusun mana tepatnya beliau menetap sampai sekarang belum di dapat petunjukyang jelas. Tapi ada dugaan yang kuat bahwa beliau dikampi (diambek anak) oleh penduduk daerah Komering, serta mendapatkan keturunan yang berkembang luas dan juga mempunyai kebiasaan merantau kemana-mana. Besar kemungkinan secara tidak diketahui dan tidak disadari keturunannya ada yang telah berada kembali  di dusun Penanggiran sekarang ini. Wallahu alam bissawab.

9.       Puyang Merapi Sakti
Konon ceritanya, puyang ini pergi merantau untuk mencari ilmu sambil mencari kakaknya puyang Juare di Pulau Jawa, tetapi belum didapat petunjuk mengenai perkembangan ataupun keturunannya. Namun diduga kuat bahwa beliau sampai akhir hayatnya masih berada di Pulau Jawa.

10.   Puyang Karia Pati Sari
Konon ceritanya bahwa beliau ini walaupun kodratnya perempuan tetapi beliau mempunyai sifat yang progressif, punya perhatian yang besar terhadap agama Islam. Oleh sebab itulah setelah dewasa ia bertekad untuk pergi ke Cirebon untuk menuntut ilmu agama Islam dengan membawa serta adiknya Sunan Kali Jaga untuk menemaninya. Tetapi sayang perkembangan selanjutnya selama beliau berada di Cirebon belum didapat petunjuk, sehingga perkembangan lebih lanjut tidak diketahui.

11.   Puyang Sunan Kali Jaga
Seperti tersebut di atas, bahwa puyang Sunan Kali Jaga ini pergi ke Cirebon menemani ayuknya Puyang Karia Pati Sari untuk menuntut ilmu agama islam di sana. Menurut cerita yang patut dipercaya, Puyang Sunan Kali Jagalah malah yang mendapat kemajuan yang lebih dalam ilmu agama Islam, sehingg adiknya Puyang Sunan Kali Jaga menjadi murid kesayangan dari gurunya dan setelah tamat belajar beliau mendapat gelar Sunan.  Konon ceritanya puyang Sunan Kali Jaga ini semasa puyang Mulia Sakti masih hidup (adik beliau) sering datang ke adiknya. Apalagi jika mendengar adiknya sedang dalam kesulitan. Hanya sayangnya kedatangan puyang Sunan Kali Jaga tersebut tidak secara resmi/tidak terang-terangan, beliau selalu menyamar dan hanya sebentar.
Disamping mengunjungi adiknya puyang Mulia Sakti, beliaupun sering juga mengunjungi kakak-kakanya, hal ini terbukti bahwa di setiap tempat yang di kunjunginya, beliau meninggalkan bekas, yaitu bekas tapak kakinya yang menjadi keramat. Biasanya bekas tapak kakinya tersebut dipelihara dengan baik oleh setiap keturunan adik dan kakak-kakaknya.
(amen ji ku nyelalah tinjak puyang yang di kemet 1, pingger arisan Lematang, mungkin lah tehebes menahi)

12.   Puyang Mulia Sakti
Puyang Mulia Sakti dan Marige Sakti sama-sama telah mempunyai keluarga, hidup menetap (berdomisili) di suatu pematang di pinggiran sungai Enim sebelah udik, tepatnya di pematang Embawang namanya (waktu itu belum ada dusun), mereka hidup dengan usaha bertani terutama bersawah yang letaknya di sekitar pematang tersebut. Istri puyang Mulia Sakti berasal dari Pasma, belum diketahui dari dusun mana. Puyang Mulia Sakti melangsungkan perkawinan pada waktu beliau bergabung dengan kakaknya Puyang Guro, oleh sebab iutlah penduduk desa Penanggiran ada tetesan darah dengan orang Pasma yang disebut Maraje namanya, tapi bisa juga disebut Sanak Tue, karena puyang Guro juga menjadi puyangnya orang karang Dapo Pasma.

Sumber/petunjuk:
Dikutip dari naskah yang disimpan oleh Ketua Pemangku Adat yang sumbernya dari tua-tua dusun (Cik Endo)