Sunday 26 January 2014

Contoh Resensi Buku

Menulis Karangan yang Menarik


Judul buku                  : Teknik Mengarang
Penulis                         : Adolf Heuken SJ
Tahun penerbitan        : 2008
Penerbit                       : Kanisius
Jumlah halaman           : 71
Tempat terbit               : Yogyakarta
ISBN                           : 978-979-21-1751-6
Harga buku                 : Rp. 15.000,-
Peresensi                     : Sitra Wijaya


Mengarang merupakan pengungkapan buah pikiran melalui tulisan. Namun, mengarang bukan asal menulis, kita harus bisa mengarang dengan baik sehingga seberapa panjang tulisan kita, orang tidak bosan untuk membacanya. Untuk itu diperlukan teknik mengarang agar tulisan enak dibaca. Sekarang ini banyak orang bisa menulis panjang lebar, tetapi tidak mampu menguraikan maksud mereka dengan jelas.
Buku teknik mengarang yang akan saya resensi ini dikarang oleh seorang Paderikatolik kelahiran Jerman yang kini menjadi warga Negara Indonesia. Adolf Heuken SJ, lahir pada 17 Juli 1929. Nama Adolf banyak dikenal umu dari sejumlah buku penting yang ditulis olehnya, seperti.
  • Kamus Dwibahasa Indonesia-Jerman (ditulis bersama E.R.T Siregar)
  • Indonesich Worterbuch, serta buku mengenai sejarah Jakarta dan tempat-tempat bersejarah di Jakarta.
  • Sejarah masjid tu dan gereja di Jakarta.
Selain itu beliau juga menerima penghargaan Das Bunderverdienst Kreus am Bande (“Bintang Penghargaan Republik Federal Jerman”).
Melihat biografi pengarang diatas, ada kemungkinan buku ini mempunyai kulitas yang baik dari segi isi. Penulis telah banyak mengeluarkan buku-buku yang berkulitas. Namun kita tidak bisa menilai buku tersebut hanya dengan melihat karya-karyanya yang banyak beredar di pasaran.
Buku karangan Adolf ini, pada pengantar menjelaskan pengertian mengarang serta alasan-alasan orang mengarang. Buku ini merupakan isi kuliah untuk mahasiswa di seminari yang sudah dicetak puluhan kali. Buku ini pertama-tama memang ditujukan bagi pengarang yang ingin menyempurnakan kemampuan menulisnya agar dapat lebih baik mengemukakan gagasanya dan lebih mudah dimengerti oleh siding pembacanya. Buku ini terdiri dari lima bagian, yang pertama menyusun karangan, bagian kedua mengembangkan gagasan dan mengawasi perkembanganya, bagian ketiga alenia dan kontinuitas, bagian keempat pendahuluan dan penutup, dan bagian yang terakhir koordinasi, subordinasi, dan revisi.
Pada bagian pertama, yaitu menyusun karangan. Penulis menjelaska secara luas mulai dari tema pokok, kesatuan karangan dan gagasan pokok, analisis, penggolongan, hingga organisasi dan kerangka karangan (outline). Menurut saya pada bagian initidak ada kekurangan, penulis telah menyampaikan setiap subbabnya dengan lengkap, dan pada akhir bab ini penulis tidak lupa member contoh sebuah kerangka karangan yang lengkap.
Pada bagian kedua, yaitu mengembangkan gagasan dan mengawasi perkembanganya. Dalam buku ini dijelaskan cara mengembangkan gagasan, yang pertama menggunakan fakta, menggunakan detail yang khas, ilustrasi, definisi, bukti dan penalaran induktif, logika dan penalaran deduktif, relevansi, serta sudut pandang dan nada cerita. Adolf telah menjelaskan bagaimana cara menggunakan fakta, detail yang serta yang lain dengan contoh masing-masing. Dan bagian ketiga, yaitu alenia dan kontinuitas
Lelaki kelahiran Jerman yang menyelesaikan sekolah menengah di Gymnasium Johann-conrad Schule Munster, NRW pada tahun 1950 ini, pada bagian keempat bukunya ia membuat pendahuluan dan penutup sebuah karangan. Penulis menjelaskan peranan pendahuluan dan fungsi-fungsi khusus pembukaan. Pendahuluan dapat membuat pembaca terikat sehingga terus membaca, atau sebaliknya mencampakan seluruh karangan. Selanjutnya dijelaskan peranan kata penutup. Penutup yang baik merangsang orang untuk mendalami gagasan pokok dengan mencari bacaan lain atau bertukar pikiran dengan orang lain tentang pokok yang dibahas itu.
Serta bagian yang terakhir, yaitu koordinasi, subordinasi, dan revisi. Pada bagian ini penulis lebih menegaskan lagi koordinasi dan subordinasi, karena hal ini sudah dijelaskan sedikit di bagian pertama. Di bagian pertama, koordinasi dan subordinasi merupakan bagian dari penggolongan (klasifikasi). Menurut saya Adolf sengaja membuat bagian ini menjadi satu bab yang baru agar isinya tidak menumpuk, dan ia ingin memudahkan pembaca untuk memahami isi bukunya.
Buku karangan Adolf Heuken SJ ini disajikan secara berimbang (diikuti dengan contoh) dan buku ini cenderung menggurui. Senlanjutnya buku ini merupakan buku teks yang ditujukan kepada mahasiswa dan penulis yang ingin menyempurnakan tulisannya. Dalam buku yang sudah dicetak ulang puluhan kali ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengetikan. Misalnya pada kata ‘dictk’ seharusnya dicetak (halm.8) dan pada kata ‘mencapat’ yang seharusnya mencapai (halm.71).
Buku yang dikarang oleh seorang Rahib Katolik ini memang kurang sempurna, karena tidak dilengkapi dengan contoh karangan yang utuh, sesuai dengan teknik mengarang yang dibuatnya. Sangat berbeda dengan buku ‘Menulis Secara Populer’ karangan Marahimin. Dalam bukunya, Marahimin membuat penjelasan serta contoh karangan yang utuh.

3 comments:

  1. Nice share kak :D Terima kasih ilmunya

    ReplyDelete
  2. mampir dong ke: atasnamajulian.blogspot.co.id terima kasih

    ReplyDelete
  3. mampir dong ke: atasnamajulian.blogspot.co.id terima kasih

    ReplyDelete