Menulis Karangan yang Menarik
Judul buku : Teknik Mengarang
Penulis : Adolf Heuken SJ
Tahun penerbitan
: 2008
Penerbit : Kanisius
Jumlah halaman : 71
Tempat terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-979-21-1751-6
Harga buku : Rp. 15.000,-
Peresensi : Sitra Wijaya
Mengarang merupakan pengungkapan buah pikiran melalui tulisan. Namun,
mengarang bukan asal menulis, kita harus bisa mengarang dengan baik sehingga
seberapa panjang tulisan kita, orang tidak bosan untuk membacanya. Untuk itu diperlukan
teknik mengarang agar tulisan enak dibaca. Sekarang ini banyak orang bisa
menulis panjang lebar, tetapi tidak mampu menguraikan maksud mereka dengan
jelas.
Buku teknik mengarang yang akan saya resensi ini dikarang oleh seorang
Paderikatolik kelahiran Jerman yang kini menjadi warga Negara Indonesia. Adolf
Heuken SJ, lahir pada 17 Juli 1929. Nama Adolf banyak dikenal umu dari sejumlah
buku penting yang ditulis olehnya, seperti.
- Kamus Dwibahasa Indonesia-Jerman (ditulis bersama E.R.T Siregar)
- Indonesich Worterbuch, serta buku mengenai sejarah Jakarta dan tempat-tempat bersejarah di Jakarta.
- Sejarah masjid tu dan gereja di Jakarta.
Selain itu beliau juga menerima penghargaan Das Bunderverdienst Kreus am
Bande (“Bintang Penghargaan Republik Federal Jerman”).
Melihat biografi pengarang diatas, ada kemungkinan buku ini mempunyai
kulitas yang baik dari segi isi. Penulis telah banyak mengeluarkan buku-buku
yang berkulitas. Namun kita tidak bisa menilai buku tersebut hanya dengan
melihat karya-karyanya yang banyak beredar di pasaran.
Buku karangan Adolf ini, pada pengantar menjelaskan pengertian mengarang
serta alasan-alasan orang mengarang. Buku ini merupakan isi kuliah untuk
mahasiswa di seminari yang sudah dicetak puluhan kali. Buku ini pertama-tama
memang ditujukan bagi pengarang yang ingin menyempurnakan kemampuan menulisnya
agar dapat lebih baik mengemukakan gagasanya dan lebih mudah dimengerti oleh
siding pembacanya. Buku ini terdiri dari lima bagian, yang pertama menyusun
karangan, bagian kedua mengembangkan gagasan dan mengawasi perkembanganya,
bagian ketiga alenia dan kontinuitas, bagian keempat pendahuluan dan penutup,
dan bagian yang terakhir koordinasi, subordinasi, dan revisi.
Pada bagian pertama, yaitu menyusun karangan. Penulis menjelaska secara luas
mulai dari tema pokok, kesatuan karangan dan gagasan pokok, analisis,
penggolongan, hingga organisasi dan kerangka karangan (outline). Menurut saya
pada bagian initidak ada kekurangan, penulis telah menyampaikan setiap
subbabnya dengan lengkap, dan pada akhir bab ini penulis tidak lupa member
contoh sebuah kerangka karangan yang lengkap.
Pada bagian kedua, yaitu mengembangkan gagasan dan mengawasi
perkembanganya. Dalam buku ini dijelaskan cara mengembangkan gagasan, yang
pertama menggunakan fakta, menggunakan detail yang khas, ilustrasi, definisi,
bukti dan penalaran induktif, logika dan penalaran deduktif, relevansi, serta
sudut pandang dan nada cerita. Adolf telah menjelaskan bagaimana cara
menggunakan fakta, detail yang serta yang lain dengan contoh masing-masing. Dan
bagian ketiga, yaitu alenia dan kontinuitas
Lelaki kelahiran Jerman yang menyelesaikan sekolah menengah di Gymnasium
Johann-conrad Schule Munster, NRW pada tahun 1950 ini, pada bagian keempat
bukunya ia membuat pendahuluan dan penutup sebuah karangan. Penulis menjelaskan
peranan pendahuluan dan fungsi-fungsi khusus pembukaan. Pendahuluan dapat
membuat pembaca terikat sehingga terus membaca, atau sebaliknya mencampakan
seluruh karangan. Selanjutnya dijelaskan peranan kata penutup. Penutup yang
baik merangsang orang untuk mendalami gagasan pokok dengan mencari bacaan lain
atau bertukar pikiran dengan orang lain tentang pokok yang dibahas itu.
Serta bagian yang terakhir, yaitu koordinasi, subordinasi, dan revisi.
Pada bagian ini penulis lebih menegaskan lagi koordinasi dan subordinasi,
karena hal ini sudah dijelaskan sedikit di bagian pertama. Di bagian pertama,
koordinasi dan subordinasi merupakan bagian dari penggolongan (klasifikasi).
Menurut saya Adolf sengaja membuat bagian ini menjadi satu bab yang baru agar
isinya tidak menumpuk, dan ia ingin memudahkan pembaca untuk memahami isi
bukunya.
Buku karangan Adolf Heuken SJ ini disajikan secara berimbang (diikuti
dengan contoh) dan buku ini cenderung menggurui. Senlanjutnya buku ini
merupakan buku teks yang ditujukan kepada mahasiswa dan penulis yang ingin
menyempurnakan tulisannya. Dalam buku yang sudah dicetak ulang puluhan kali ini
masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengetikan. Misalnya pada kata ‘dictk’
seharusnya dicetak (halm.8) dan pada kata ‘mencapat’ yang seharusnya mencapai
(halm.71).
Buku yang dikarang oleh seorang Rahib Katolik ini memang kurang sempurna,
karena tidak dilengkapi dengan contoh karangan yang utuh, sesuai dengan teknik
mengarang yang dibuatnya. Sangat berbeda dengan buku ‘Menulis Secara Populer’
karangan Marahimin. Dalam bukunya, Marahimin membuat penjelasan serta contoh
karangan yang utuh.
Nice share kak :D Terima kasih ilmunya
ReplyDeletemampir dong ke: atasnamajulian.blogspot.co.id terima kasih
ReplyDeletemampir dong ke: atasnamajulian.blogspot.co.id terima kasih
ReplyDelete