A. PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak ialah memperhatikan/mendengarkan dengan sebaik-baiknya apa yang telah dibicarakan/diucapakan oleh seseorang/orang lain dengan secara bebas.
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas
makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi
yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan”. (Tarigan: 1983)
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda
dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27),
“Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang
didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi
belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.”
Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha
untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak
ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur
utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat
dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna
yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).
B. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan
demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi
5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
C. JENIS-JENIS MENYIMAK
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara
garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial,
seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya.
Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur
sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak
jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun.
Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak
merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang
pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan
percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan
sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut,
namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika
ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu.
Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu,
dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional
penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi.
Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang
terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini
pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang
sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja
mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati
dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya
sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan
bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir
memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula
menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah
tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya,
orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak
pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak
pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan
ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak
merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang
melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna
bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama.
Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan,
kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas
menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran,
perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek.
Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh
terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi
yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain:
(a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak
bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak,
penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu
kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang
dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi.
Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain
sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah,
atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih
menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi
ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk
membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2)
tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak.
Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan
integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan
integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui
kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman
seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan
keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a)
mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas
pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta
dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari
hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan
majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan
kepada pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan
fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat
dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan
informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan,
seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b)
menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,
(c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan
datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas
penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi
bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa
Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang
sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang
berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d)
menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah
disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi
yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a)
mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam
menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu
komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan
menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f)
mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif
dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara,
bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan
bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif
memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang
lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama
untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b)
menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan
memusatkan pada tema-tema tertentu.
D. UNSUR-UNSUR MENYIMAK
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat
bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan
unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi
dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1)
pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang
digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan
yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi
lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara
ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis
dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak.
Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara
kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut.
a. Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri
penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan
simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan
gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping
itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah
disampaikan pembicara.
b. Menganalisis Bahan Simakan Pada dasarnya menyimak ialah menerima
pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima
pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah
diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide
pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan Simakan Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah
mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Kekuatan Bukti
Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi
bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat,
apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas Alasan Jika pernyataan pembicara diikuti. dengan
alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa
alasan itu validitasnya tinggi.
3) Kebenaran Tujuan
Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga
harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap
subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari
tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat
melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan
selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih
sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan
(2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang
memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap
bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik,
demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh
oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara,
ruang, suasana, sarana dan prasarana.
b. Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan
atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam
menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan
mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap
berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah
pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu
dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat
menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap
oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari
tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang
untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia
.akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk
mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan
pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu
dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun
pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati
agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan
penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan
penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas.
Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang
dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan
hasil pembahasan.
c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s
pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak
memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut.
penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan untuk
mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik
perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d. Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah
mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama
itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang
disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat
mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan
ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang
telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik
bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan
saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak
ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut.
Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan
catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu
perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan
yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan
himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan
teliti.
No comments:
Post a Comment