Thursday 20 February 2014

Tugas Kritik Prosa Fiksi

Nama                          : Sitra Wijaya
NIM                            : 06081002033
Tugas                          : Kritik Prosa Fiksi
Dosen Pengasuh        : Dr. Didi Suhendi, M. Hum.
Prodi                           : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Soal
1.      Sebutkan Para Kritikus atau para kritik yang tergolong periode angkatan 1945?
a)      Chairil Anwar (Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus [1949], Deru Campur Debu [1949], dll.)
b)      Idrus (Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma [1948], Aki [1949], Perempuan dan Kebangsaan.
c)      Pramoedya Ananta Toer (Cerita dari Blora [1963], Keluarga Gerilya [1951], dll.)
d)     Mochtar Lubis (Tidak Ada Esok [1982], Harimau! Harimau!, dll.)
e)      Achdiat K. Mihardja (Atheis [1958], dll.),
f)       Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar (Tiga Menguak Takdir (1950))
h)      Utuy Tatang Sontani (Suling (drama) (1948), Tambera (1949), Awal dan Mira - drama satu babak (1962))
j)        Bahrum Rangkuti

2.      Terbagi dalam berapa kelompok para kritikus tersebut dan sebutkan!
Kelompok para kritikus terbagi dalam dua kelompok yaitu generasi gelanggang dan generasi modern. Sastrawan yang termasuk ke dalam generasi gelanggang yaitu Chairil Anwar, Asrul Sani, Baharudin, dan Henk Ngantung.
Selanjutnya yang termasuk ke dalam kelompok generasi modern yaitu Idrus, Pramoedya Ananta Toer, Trisno Sumardjo, Utuy Tatang Sontani, Suman Hs, Bahrum Rangkuti, Mochtar Lubis, dan Achdiat K. Mihardja. Para generasi gelanggang merupakan pencetus terbentuknya angkatang 1945 yang isinya berbunyi:
Generasi Gelanggang terlahir dari pergolakan roh dan pikiran kita, yang sedang menciptakan manusia Indonesia yang hidup. Generasi yang harus mempertanggungjawabkan dengan sesungguhnya penjadian dari bangsa kita. Kita hendak melepaskan diri dari susunan lama yang telah mengakibatkan masyarakat lapuk dan kita berani menantang pandangan, sifat, dan anasir lama untuk menyalakan bara kekuatan baru.”
Sementara ketika Chairil Anwar wafat, dokumen gelanggang menjadi konsep utama atau dasar utama angkatan 1945 yang kemudian disebut Surat Kepercayaan Gelanggang.

3.      Apa aliran atau orientasi karya sastra masing-masing kelompok para kritikus itu?
a)      Pada generasi gelanggang, orientasi pujangga Angkatan ’45 masih ke Barat, namun dalam penyerapan kebudayaan Baratnya ini mengalami pemasakan dalam jiwa, sehingga lahir bentuk baru. Karena itu, plagiat Chairil Anwar atas karya Archibald Mac Leish yang berjudul The Young Dead Soldiers tidak kelihatan, yang menjelma menjadi sajak Krawang Bekasi. Namun pula di samping itu Chairil Anwar juga banyak berjasa dalam memodernisasi kesusastraan Indonesia, dalam penjiwaannya yang menjulang tajam.
b)      Pada generasi modern, orientasi yang digunakan yaitu orientasi ekspresif yang memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
a)      Revolusioner dalam bentuk dan isi. Membuang tradisi lama dan menciptakan bentuk baru sesuai dengan getaran sukmanya yang merdeka.
b)      Mengutamakan isi dalam pencapaian tujuan yang nyata. Karena itu bahasanya pendek, terpilih, padat berbobot. Dalam proses mencari dan menemukan hakikat hidup. Seni adalah sebagai sarana untuk menopang manusia dan dunia yang sedalam-dalamnya.
c)      Ekspresionis, mengutamakan ekspresi yang jernih.
d)     Individualis, lebih mengutamakan cara-cara pribadi.
e)      Humanisme universal, bersifat kemanusiaan umum. Indonesia dibawa dalam perjuangan keadilan dunia.
f)       Tidak terikat oleh konvesi masyarakat yang penting adalah melakukan segala percobaan dengan kehidupan dalam mencapai nilai kemansiaan dan perdamaian dunia.
g)      Tema yang dibicarakan: humanisme, sahala (martabat manusia), penderitaan rakyat, moral, keganasan perang dengan keroncongnya perut lapar.

4.      Apa dasar penilaian yang mereka gunakan?
Periode 1942-1950 atau 1942-1955 adalah periode bangkit dan terintegrasinya sastra angkatan ’45. Dalam periode ini, kritik sastra berupa tulisan yang dapat digolongkan teori kritik sastra ialah esai dan terapan kritik. Pada angkatan ini, dikenal aliran sastra realisme, naturalisme,individualisme, dan humanisme universal. Di antara para kritikus, H.B Jassin lah yang paling menonjol sebagai kritikus professional dan terkenal sebagai “Paus Kritik Sastra Indonesia”.  Selain itu juga ada Sitor Situmorang yang menjadi tokoh kritik sastra “Sastra Revolusioner” dan Pramudya Ananta Toer menjadi tokoh utama kritikus kelompok Lekra.

No comments:

Post a Comment