Friday 18 February 2011

Riwayat Kepuyangan Desa Penanggiran


Riwayat Puyang Mulejadi Dusun Penanggiran
Al kisah sekitar tahun seribu tiga ratusan, hidup 12 orang bersaudara yang lahir dari pasangan seorang bapak bernama Batalani dan ibu bernama St. Amina. Ke-12 orang bersaudara tersebut masing-masing bernama:
  • 1.       Puyang Guro
  • 2.       Puyang Meraje Sakti
  • 3.       Puyang Ismail
  • 4.       Puyang Maunang
  • 5.       Puyang Remunang
  • 6.       Puyang Keliwon
  • 7.       Puyang Juare
  • 8.       Puyang Sari Pati (Sapujagat)
  • 9.       Puyang Merapi Sakti
  • 10.  Puyang Karia Pita Sari (perempuan)
  • 11.   Puyang Sunan Kali Jaga Keramat Jati
  • 12.   Puyang Mulya sakti
Di zaman itu memang sudah menjadi jiwanya nenek moyang kita yang selalu ingin merantau/melanglang buana kemana saja, menuju tempat yang dianggapnya cocok untuk menetap. Kebiasaan inilah yang menjadikan ke-12 bersaudara tersebut hidup menyebar dimana-mana. Petunjuk tentang mereka masing-masing sebagai berikut.

1.       Puyang Guro
Terdapat petunjuk bahwa puyang ini menetap dan berketurunan di dusun Karang Dale Pasma. Ada juga petunjuk lain bahwa puyang ini menetap dan berketerunan di Endikat Pasma dan anak cucunya pernah mengunjungi dusun Penanggiran secara tidak resmi, namun sampai sekarang informasi tersebut belum pernah dijajaki.

2.       Puyang Marige Sakti
Puyang inilah yang agak jelas riwayatnya karena puyang ini adalah puyang dusun Embawang Kecamatan Tanjung Agung.

3.       Puyang Ismail
Puyang ini konon ceritanya adalah puyang dusun Ulak Bandung dan kuburannya berada di seberang dusun Ulak Bandung, di sebelah ilir sungai Lagan.

4.       Puyang Maunang
Menurut cerita orang-orang yang patut dipercaya, bahwa puyang ini di akhir hayatnya menetap di Line, suatu tempat yag berada di dekat tebing Tapus sebelah ulu dusun Penanggiran. Beliau tinggal bersama adiknya Remunang. Belum di dapat petunjuk apakah kedua puyang ini mempunyai keturunan atau tidak.

5.       Puyang Remunang
Seperti halnya puyang Maunang, puyang ini juga menetap di Line serta belum diketahui apakah beliau punya keturunan atau tidak.

6.       Puyang Keliwon
Juga puyang ini telah di dapat petunjuk, bahwa beliau menetap atau bertempat tinggal di kawaasan dusun Penanggiran, tepatnya di kawasan sungai Bulo, termasuk ataran Bantaian. Namun belum di dapat petunjuk tentang keturunannya ataupun kegiatanya.

7.       Puyang Juare
Terdapat petunjuk bahwa puyang ini selama hayatnya dihabiskan berguru di Gunung Sakti Pulau Jawa, dan perkembangan lainnya belum di dapat petunjuk yang jelas.

8.       Puyang Sari Pati alias Sapu Jagat
Ada petunjuk bahwa puyang ini pergi merantau ke daerah Komering. Di dusun mana tepatnya beliau menetap sampai sekarang belum di dapat petunjukyang jelas. Tapi ada dugaan yang kuat bahwa beliau dikampi (diambek anak) oleh penduduk daerah Komering, serta mendapatkan keturunan yang berkembang luas dan juga mempunyai kebiasaan merantau kemana-mana. Besar kemungkinan secara tidak diketahui dan tidak disadari keturunannya ada yang telah berada kembali  di dusun Penanggiran sekarang ini. Wallahu alam bissawab.

9.       Puyang Merapi Sakti
Konon ceritanya, puyang ini pergi merantau untuk mencari ilmu sambil mencari kakaknya puyang Juare di Pulau Jawa, tetapi belum didapat petunjuk mengenai perkembangan ataupun keturunannya. Namun diduga kuat bahwa beliau sampai akhir hayatnya masih berada di Pulau Jawa.

10.   Puyang Karia Pati Sari
Konon ceritanya bahwa beliau ini walaupun kodratnya perempuan tetapi beliau mempunyai sifat yang progressif, punya perhatian yang besar terhadap agama Islam. Oleh sebab itulah setelah dewasa ia bertekad untuk pergi ke Cirebon untuk menuntut ilmu agama Islam dengan membawa serta adiknya Sunan Kali Jaga untuk menemaninya. Tetapi sayang perkembangan selanjutnya selama beliau berada di Cirebon belum didapat petunjuk, sehingga perkembangan lebih lanjut tidak diketahui.

11.   Puyang Sunan Kali Jaga
Seperti tersebut di atas, bahwa puyang Sunan Kali Jaga ini pergi ke Cirebon menemani ayuknya Puyang Karia Pati Sari untuk menuntut ilmu agama islam di sana. Menurut cerita yang patut dipercaya, Puyang Sunan Kali Jagalah malah yang mendapat kemajuan yang lebih dalam ilmu agama Islam, sehingg adiknya Puyang Sunan Kali Jaga menjadi murid kesayangan dari gurunya dan setelah tamat belajar beliau mendapat gelar Sunan.  Konon ceritanya puyang Sunan Kali Jaga ini semasa puyang Mulia Sakti masih hidup (adik beliau) sering datang ke adiknya. Apalagi jika mendengar adiknya sedang dalam kesulitan. Hanya sayangnya kedatangan puyang Sunan Kali Jaga tersebut tidak secara resmi/tidak terang-terangan, beliau selalu menyamar dan hanya sebentar.
Disamping mengunjungi adiknya puyang Mulia Sakti, beliaupun sering juga mengunjungi kakak-kakanya, hal ini terbukti bahwa di setiap tempat yang di kunjunginya, beliau meninggalkan bekas, yaitu bekas tapak kakinya yang menjadi keramat. Biasanya bekas tapak kakinya tersebut dipelihara dengan baik oleh setiap keturunan adik dan kakak-kakaknya.
(amen ji ku nyelalah tinjak puyang yang di kemet 1, pingger arisan Lematang, mungkin lah tehebes menahi)

12.   Puyang Mulia Sakti
Puyang Mulia Sakti dan Marige Sakti sama-sama telah mempunyai keluarga, hidup menetap (berdomisili) di suatu pematang di pinggiran sungai Enim sebelah udik, tepatnya di pematang Embawang namanya (waktu itu belum ada dusun), mereka hidup dengan usaha bertani terutama bersawah yang letaknya di sekitar pematang tersebut. Istri puyang Mulia Sakti berasal dari Pasma, belum diketahui dari dusun mana. Puyang Mulia Sakti melangsungkan perkawinan pada waktu beliau bergabung dengan kakaknya Puyang Guro, oleh sebab iutlah penduduk desa Penanggiran ada tetesan darah dengan orang Pasma yang disebut Maraje namanya, tapi bisa juga disebut Sanak Tue, karena puyang Guro juga menjadi puyangnya orang karang Dapo Pasma.

Sumber/petunjuk:
Dikutip dari naskah yang disimpan oleh Ketua Pemangku Adat yang sumbernya dari tua-tua dusun (Cik Endo)

2 comments:

  1. Besar kemungkinan puyang maunang ite jeme cine mao'ang atau maunang dan punya saudara maosoe'ang atau masunang terdapat kesamaan dlm tradisi cina islam salah satu anak laki laki pasti bergelar (ang) dan kami keturunan Raboe'ang atau Puyang Rebunang

    ReplyDelete